Oleh Herman Suryatman
Batu Dua Sumedang. Hanya dalam waktu 3 tahun sudah dikenal luas di kancah global maupun di tingkat nasional. Tahun 2013 menjadi tuan rumah Paragliding Pre World Cup, serta tahun 2016 menjadi venue Cabor Paralayang dan Gantole PON XIX. Insyaallah punya peluang sangat besar menjadi tuan rumah Asian Games XVIII tahun 2018 untuk Cabor Paralayang.
Event olah raga di Batu Dua tersebut sejatinya hanya entry point saja. Karena yang sesungguhnya adalah bagaimana mengembangkan Sumedang menjadi destinasi wisata dirgantara dan budaya kelas dunia. Saat ini trend wisata dunia tengah gandrung ke wisata alam dan budaya. Wisata alam yang paling dicari adalah yang menantang minat khusus seperti diving, climbing dan paragliding. Demikian juga wisata budaya, yang menjadi pavorite kaum pelancong yang kini didominasi kaum backpaker adalah budaya asli (genuine), unik dan atraktif.
Batu Dua adalah masa depan Sumedang, surganya bagi wisatawan minat khusus dengan thermal terbaik di dunia dan pemandangan alam terindah. Ditopang oleh potensi Sumedang Puseur Budaya Sunda dengan keragaman dan kekhasan seni pertunjukkan terbanyak di tatar Sunda. Pada gilirannya Batu Dua akan menjadi pengungkit bagi potensi wisata lainnya di Sumedang, seperti kawasan Jatigede, Jatinangor, Sumedang Kota dan kawasan Tampomas.
Terlebih di Gunung Lingga Batu Dua ini bersemayam Prabu Tajimalela, pendiri kerajaan Sumedang Larang yang dikenal dengan kearifannya dalam melahirkan Sumedang, Insun Medal Insun Madangan. Gunung Lingga Batu Dua “Saestuna Pamiangan Urang Sumedang Keur Ngahontal Udagan”.
Saatnya kita bahu membahu untuk menegaskan kembali julukan Wijnand Kerkhoff bahwa SUMEDANG HET PARADIJS VAN JAVA menuju Sumedang sebagai destinasi wisata dirgantara dan budaya kelas dunia. Kunci utama untuk mewujudkannya adalah “Visi dan Nyali Besar Pemimpin Sumedang”.
**Penulis adalah Kabiro hukum, dan informasi publik Kemenpan-RB RI, tokoh Sumedang.
Batu Dua Sumedang. Hanya dalam waktu 3 tahun sudah dikenal luas di kancah global maupun di tingkat nasional. Tahun 2013 menjadi tuan rumah Paragliding Pre World Cup, serta tahun 2016 menjadi venue Cabor Paralayang dan Gantole PON XIX. Insyaallah punya peluang sangat besar menjadi tuan rumah Asian Games XVIII tahun 2018 untuk Cabor Paralayang.
Event olah raga di Batu Dua tersebut sejatinya hanya entry point saja. Karena yang sesungguhnya adalah bagaimana mengembangkan Sumedang menjadi destinasi wisata dirgantara dan budaya kelas dunia. Saat ini trend wisata dunia tengah gandrung ke wisata alam dan budaya. Wisata alam yang paling dicari adalah yang menantang minat khusus seperti diving, climbing dan paragliding. Demikian juga wisata budaya, yang menjadi pavorite kaum pelancong yang kini didominasi kaum backpaker adalah budaya asli (genuine), unik dan atraktif.
Batu Dua adalah masa depan Sumedang, surganya bagi wisatawan minat khusus dengan thermal terbaik di dunia dan pemandangan alam terindah. Ditopang oleh potensi Sumedang Puseur Budaya Sunda dengan keragaman dan kekhasan seni pertunjukkan terbanyak di tatar Sunda. Pada gilirannya Batu Dua akan menjadi pengungkit bagi potensi wisata lainnya di Sumedang, seperti kawasan Jatigede, Jatinangor, Sumedang Kota dan kawasan Tampomas.
Terlebih di Gunung Lingga Batu Dua ini bersemayam Prabu Tajimalela, pendiri kerajaan Sumedang Larang yang dikenal dengan kearifannya dalam melahirkan Sumedang, Insun Medal Insun Madangan. Gunung Lingga Batu Dua “Saestuna Pamiangan Urang Sumedang Keur Ngahontal Udagan”.
Saatnya kita bahu membahu untuk menegaskan kembali julukan Wijnand Kerkhoff bahwa SUMEDANG HET PARADIJS VAN JAVA menuju Sumedang sebagai destinasi wisata dirgantara dan budaya kelas dunia. Kunci utama untuk mewujudkannya adalah “Visi dan Nyali Besar Pemimpin Sumedang”.
**Penulis adalah Kabiro hukum, dan informasi publik Kemenpan-RB RI, tokoh Sumedang.