SUMEDANGONLINE.COM, BOGOR --- Institut
Pertanian Bogor (IPB) kembali mewisuda lulusan terbaiknya
dalam sidang terbuka dengan acara tunggal Wisuda dan Penyerahan Ijazah Tahap
VIII Tahun Akademik 2016/2017, Rabu (26/7), di Grha Widya Wisuda (GWW) kampus IPB Dramaga, Bogor. Pada wisuda tahap
ini, IPB menyerahkan ijazah kepada 691 orang lulusan, yang
terdiri dari 35 lulusan bergelar
Doktor, 217 lulusan bergelar Magister
Sains, 34 lulusan bergelar Magister Manajemen dan Bisnis, 10 lulusan bergelar Magister Profesional, 52 lulusan
bergelar Dokter Hewan, dan 343 lulusan bergelar Sarjana.
Wisuda dibuka langsung dan dipimpin oleh Rektor IPB, Prof.Dr. Herry Suhardiyanto. Atas nama seluruh sivitas akademika IPB, rektor menyampaikan selamat kepada para lulusan
atas keberhasilan menyelesaikan pendidikan. Dikatakannya, para lulusan IPB harus siap menghadapi tantangan, salah satu tantangan yang sedang dan akan
kita hadapi adalah persoalan daya saing pertanian. Skema kerjasama perdagangan,
yang bersifat regional seperti ASEAN Free Trade Area (AFTA), China-ASEAN Free Trade Area (CAFTA), ASEAN Economic
Community, maupun yang bersifat global memberikan tantangan bagaimana
meningkatkan daya saing sektor pertanian. Untuk itu, IPB sebagai salah satu
perguruan tinggi terkemuka di Indonesia selalu berkomitmen tinggi untuk
menghasilkan inovasi yang berguna untuk bangsa dan negara.
Dalam sembilan tahun
berturut-turut yaitu sejak tahun 2008 sampai dengan 2016, IPB selalu menjadi
kontributor inovasi paling prospektif terbanyak di Indonesia menurut penilaian
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi bersama Business
Innovation Center (BIC) Indonesia. Total inovasi IPB pada periode tersebut
adalah 359 inovasi dari 936 inovasi Indonesia, terbanyak dibandingkan dengan
perguruan tinggi dan lembaga penelitian lain.
Oleh karena
itu, IPB telah menetapkan agenda riset yang meliputi pangan, energi, ekologi,
penanggulangan kemiskinan dan biomedis. Dengan agenda riset tersebut, IPB dapat
lebih mudah mengarahkan tema penelitian sehingga konvergen untuk menghasilkan
inovasi dan rekomendasi kebijakan yang berguna dalam memberikan solusi bagi
berbagai persoalan bangsa.
Pada bulan
Maret 2016, lembaga pemeringkatan internasional QS mengumumkan bahwa IPB
menjadi salah satu dari 100 Perguruan Tinggi terbaik di dunia versi QS World
University Ranking by Subject yaitu Agriculture and Forestry. Pada
tanggal 10 Agustus 2016, IPB mendapatkan Penghargaan Kekayaan Intelektual Tahun
2016 dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk kategori
Penghargaan Sentra Kekayaan Intelektual Terproduktif dan Penghargaan Kerja Sama
Peneliti Asing.
“Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan bahwa dalam roadmap
tahunan Rencana Strategis IPB, tahun 2017 adalah Tahun Pengarusutamaan
Pertanian. Dalam tahun ini kita perlu lebih mengoptimalkan modal dasar yang
telah menjadi keunggulan IPB selama ini yaitu berupa inovasi, sumberdaya
manusia terdidik yang unggul, substansi keilmuan yang relevan, dan kajian
akademik unggul di bidang pertanian dalam arti luas,” papar rektor.
Pada kesempatan ini, rektor menyampaikan
bahwa akhir-akhir ini Indonesia sedang gencar-gencarnya untuk meningkatkan
nilai-nilai ke-Pancasila-an dan ke-Bhinekaan yang dilakukan dalam
gerakan-gerakan anti radikalisme. Untuk ini sudah diikuti oleh rata-rata semua
perguruan tinggi negeri (PTN) maupun swasta berupa pernyataan sikap, deklarasi,
renungan, konser, ataupun bentuk kegiatan lainnya dalam rangka memperkuat
komitmen kita untuk mengobarkan semangat Bhinneka Tunggal Ika, mengamalkan
Pancasila, melaksanakan Undang-undang Dasar 1945, dan menjaga Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Seluruh pimpinan dan segenap warga kampus PTN maupun PTS berkomitmen untuk
mengambil peran aktif dalam mencegah radikalisme.
Selain itu, yang tidak kalah
pentingnya adalah terjadinya serangan hama wereng yang terjadi di wilayah
Subang khususnya Cipunagara yang cukup memprihatinkan, dimana empat musim hama wereng batang coklat menyerang hingga hasil panen
tidak maksimal. Persoalan wereng coklat yang terjadi hampir merata di areal pertanian,
tanaman tidak tumbuh bahkan terancam puso karena serangan ini diikuti virus.
IPB melalui Klinik Tanaman ikut serta membantu dalam aktivitas pelayanan dan
pendampingan petani untuk mengatasi masalah ini. IPB menghadirkan peralatan
lengkap sampai pedoman pengendalian wereng dan virus serta agen pengendalian
hayati Lecanucilium.
Rektor juga
mengemukakan bahwa Himpunan Alumni memiliki posisi strategis bagi IPB sebagai partner
yang penting dalam membangun bangsa dan negara pada umumnya dan membangun IPB
pada khususnya. Alumni IPB dapat terus meningkatkan dan mengembangkan kerjasama
yang telah ada untuk kemajuan almamater. Untuk diketahui bahwa sampai dengan wisuda pada tahap ini, IPB telah memiliki 144.402 orang alumni. (Awl)