Jumpa Suporter Sepakbola
Indonesia, inisiasi dari pemerintah melalui Kemenpora akhirnya di gelar pada
Kamis (3/8) siang ini di Auditorium Wisma Menpora, Senayan, Jakarta. Sebanyak
53 perwakilan manajemen klub sepakbola liga I dan liga II Indonesia hadir untuk
mengikuti beberapa arahan, testimoni dan harapan dari para pemangku kepentingan
olahraga yang paling banyak digemari di negeri ini #SepakbolaItuIndah.
Suasana tercipta sudah seperti
saat menyaksikan langsung pertandingan sepakbola di dalam stadion, seluruh
perwakilan klub dan suporter menyanyikan lagu kebanggaan, mars dan yel-yel
serta salam suporter yang menggema dan khas yang melukiskan kebersamaan dan
perdamaian meski bermacam-macam warna dan aksesoris serta pernak pernik yang
mereka kenakan tetapi tetap damai sepakbola Indonesia.
Salah satu perwakilan pimpinan
suporter dari Jakmania (Persija Jakarta) Richard, menyampaikan harapannya agar
suporter ini dapat dibina oleh klub. "Jika tidak ada suporter maka klub
itu tidak berbunyi, tidak ada pendapatan dan sebagainya, untuk itu suporter
harus dibina oleh klub, jika terjadi gesekan dan ingin adanya perdamaian itu
berjalan alami saja," ujarya.
Ia menilai jika PSSI dan aparat
keamanan menjalankan regulasinya terkait pertandingan sepakbola dan PSSI
menyisihkan 5% usai pertandingan untuk suporter maka akan berdampak positif
mengurangi keributan. "Saya mencontohkan misalnya pendapatan angka dari
penjualan tiket jika Persija bermain di Jakarta saja mencapai Rp 2 miliar
lebih, bayangkan jika suporter tidak diajak bicara/diskusi terkait pembinaan
klubnya dan sebagainya maka banyak akibat buruk yang akan terjadi,' tambahnya.
Hal senada disampaikan oleh sesepuh
Aremania yang juga budayawan Anto Baret, ia menilai PSSI harus bersikap tegas
sesuai statuta FIFA terkait nyanyian para suporter, spanduk, dan
tulisan-tulisan yang rasis. "Nyanyian dan tulisan dan spanduk yang
mengandung rasis itu kan ditayangkan secara langsung melalui media televisi dan
disaksikan masyarakat luas baik anak kecil, dewasa dan orang tua untuk dapat
diberikan tindakan tegas kepada klub terkait karena meracuni generasi muda
bangsa Indonesia," ujarnya.
Ia menilai jika PSSI melakukan sesuai
dengan statuta FIFA maka selesai permasalahan, karena jika tidak maka hal itu
tidak sesuai dengan cita-cita berdirinya PSSI sejak 87 tahun lalu. "PSSI
didirikan untuk mempererat persatuan dan kesatuan bangsa melalui sepakbola,
tolong jangan hanya suporter yang disalahkan kenapa tidak pernah ada sanksi
tegas, suporter menonton sepakbola membayar pajak tiket itu dilindungi
Undang-Undang jangan terus disalahkan," tambahnya.
"Suporter sepakbola
menitipkan harapan kepada pemangku sepakbola Indonesia karena sekaranglah
saatnya kita menghentikan bentrokan saatnya kita mengubur kebencian diatas
cinta dan kasih sayang marilah kita bergandeng tangan supaya semua pemangku
sepakbola mampu menegakkan tugas dan fungsinya secara nyata," tuturnya.
(ben)